Saat ini tentu sudah banyak yang tidak asing lagi dengan kegiatan mentoring, halaqah, atau liqo. Dalam kegiatan tersebut biasanya terdapat tiga sampai dua belas anak binaan atau mentee (mutarobbi) yang dipandu oleh seorang mentor (murobbi/ah). Setiap pekan kegiatan mentoring dilakukan untuk saling mengingatkan satu sama lain kepada Allah.
Menjadi seorang mentor tentu bukan sesuatu yang mudah. Mentor harus lebih flesibel dibanding ustad ustadzah. Komunikasi yang dibangun harus komunikasi dua arah. Dalam kegiatan mentoring mentor tidak cukup hanya dengan pandai menyampaikan, melainkan juga pandai menarik hati adik-adik binaannya.
Lantas bagaimanakah cara agar dapat menjadi mentor idaman, yang dirdhai Allah dan dicintai binaan.
Adapun beberapa caranya adalah berikut ini:
Memiliki Ruhiyah yang stabil
Ruhiyah merupakan bekal utama seorang mentor. Bagaimana ia dapat menyampaikan sesuatu apabila dirinya dalam kondisi lemah. Upayakan sebelum mengisi kegiatan mentoring melakukan qiyamul lail dimalam harinya, duha, membaca Al-matsurat atau ibadah-ibadah lainnya. Yang dapat meningkatakan ruhiyah.
Mengenal Pribadi Binaan
Ini penting dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dan kedekatan batin atara mentor dan binaannya. Sehingga ketika binaan tersebut mengalami suatu permasalahan ia tidak sungkan menghubungi mentornya.
Mengetahui peran Anda
Peran sebagai mentor artinya menuntut kesiapan untuk mengambbil banyak peranan. Peran kakak yang selalu melindungi, coach atau pelatih yang selalu memaksa bergerak, ibu yang mengayomi dan teman juga guru.
Variasi Metode
Seperti halnya di sekolah seorang guru harus memiliki ragam metode. Begitu pun seorang mentor. Hal ini diperlukan agar binaan tidak merasa jenuh dan terkesan diceramahi.
Itulah hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjadi mentor idaman. Sehingga apa-apa yang disampaikan tak hanya tertulis dibuku materi tetapi dikasanakan dan membekas di hati. []
Redaktur : Karisa P.Yeli